Langit masih tetap jauh saat kau menepikan satu per satu hening ke balik hari-hari yang jenuh.
Biarkan di sini. Biarkan di sana.
Biarkan di sini. Biarkan di sana.
Kau tak pernah tahu bahwa dalam setiap tangkupan tangan di atas rumput telah berserak-serak gelisah.
O, kau tidak pernah diberi tahu.
Hingga pada petang yang nyalang, sebulir embun sibuk meluruhkan kata-kata di bawah tapak kakimu.
Betapa indahnya matahari yang tenggelam. Bacakanlah sepotong untuk laut ucapmu.
Kelak, ketika letih membebani keberanianmu, turunlah ke lembah.
Apa kau sudah mendengarnya?