-->
Nyalakan.com

follow us

[Sebuah Puisi] Lelaki Yang Mencintai Angin

Langit masih tetap jauh saat kau menepikan satu per satu hening ke balik hari-hari yang jenuh.
Biarkan di sini. Biarkan di sana.

Kau tak pernah tahu bahwa dalam setiap tangkupan tangan di atas rumput telah berserak-serak gelisah.
O, kau tidak pernah diberi tahu.

Hingga pada petang yang nyalang, sebulir embun sibuk meluruhkan kata-kata di bawah tapak kakimu.

Betapa indahnya matahari yang tenggelam. Bacakanlah sepotong untuk laut ucapmu.
Kelak, ketika letih membebani keberanianmu, turunlah ke lembah.
Apa kau sudah mendengarnya?

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar