Gangguan depersonalisasi (Depersonalization Disorder) terjadi ketika seseorang terus-menerus atau berulang kali memiliki perasaan bahwa hal-hal di sekitarnya adalah tidak nyata. Atau ketika memiliki perasaan bahwa dapat mengamati diri dari luar tubuh sendiri. Perasaan depersonalisasi dapat sangat mengganggu dan mungkin merasa seperti kehilangan pegangan pada realitas atau hidup dalam mimpi.
Banyak orang memiliki pengalaman lewat depersonalisasi pada beberapa titik kehidupan. Tetapi ketika perasaan depersonalisasi terus terjadi, atau tidak pernah benar-benar berhenti. Maka hal tersebut dianggap sebagai gangguan depersonalisasi. Gangguan depersonalisasi lebih umum pada orang yang pernah mengalami pengalaman traumatis. Gangguan depersonalisasi dapat parah dan mungkin mengganggu hubungan dengan orang sekitar, pekerjaan, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Pengobatan untuk gangguan depersonalisasi termasuk obat-obatan dan psikoterapi.
Penyebab
Perasaan depersonalisasi dapat terjadi:
1. Dimulai dengan tidak ada pemicu yang jelas
2. Dimulai setelah peristiwa hidup yang mengancam, seperti kecelakaan atau penyerangan
3. Dipicu oleh rasa takut memiliki suatu pengalaman depersonalisasi
Dengan gangguan depersonalisasi, perasaan depersonalisasi tidak langsung disebabkan oleh obat-obatan, alkohol, atau kondisi medis. Namun, depersonalisasi mungkin dipicu oleh stres atau trauma, dan hal tersebut sering terjadi bersama dengan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, atau skizofrenia. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dimulai tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Sedangkan penyebab pasti gangguan depersonalisasi belum pasti. Namun, tampaknya dapat dihubungkan dengan ketidakseimbangan pembawa pesan kimia otak tertentu (neurotransmitter). Baca juga Solusi Depersonalization Disorders.
Gejala
Gejala gangguan depersonalisasi dapat meliputi, antara lain:
- Terus-menerus atau secara berulang memiliki perasaan bahwa Anda seorang pengamat luar dari pikiran Anda, tubuh Anda, atau bagian dari tubuh Anda
- Mati rasa dari respon indera dalam menanggapi respon lingkungan sekitar
- Merasa seperti robot atau perasaan seperti hidup dalam mimpi atau dalam sebuah film
- Sensasi bahwa tidak dapat mengendalikan tindakan, termasuk berbicara
- Kesadaran hanyalah perasaan, dan bukan realitas
Pengobatan
Pengobatan gangguan depersonalisasi dapat meliputi, antara lain:
1. Konseling psikologis
Konseling psikologis akan membantu pasien memahami mengapa terjadi depersonalisasi dan melatih pasien untuk berhenti khawatir mengenai gejala yang terjadi. Gangguan depersonalisasi juga dapat membaik ketika konseling membantu dengan kondisi psikologis lain, seperti depresi. Baca juga Perbedaan Panic Attack dengan Anxiety Disorders.
2. Obat-obatan
Meskipun tidak ada obat khusus yang telah disetujui untuk mengobati gangguan depersonalisasi. Namun, sejumlah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan juga dapat membantu kondisi gangguan depersonalisasi. Beberapa contoh yang telah ditunjukkan untuk meredakan gejala tersebut termasuk:
1. Fluoxetine (Prozac)
2. Clomipramine (Anafranil)
3. Clonazepam (Klonopin)