Nyalakan.com - Islam telah tersebar di Indonesia pada masa kekhalifahan Khulafaur Rasyidin. Islam masuk ke Indonesia bukan melalui jalur perdagangan, dan bukan lewat perekonomian.
👉 Ali bin Abi Thalib, pernah datang dan berdakwah di Garut dan Cirebon, Jawa Barat (Tanah Sunda), pada tahun 625 M.
👉 Ja'far bin Abi Thalib, pernah mengunjungi Jepara, Kerajaan Kalingga Jawa Tengah (Jawa Dwipa), sekitar tahun 626 M.
👉 Ubay bin Ka'ab, pernah singgah berdakwah di Sumatera Barat, kemudian kembali ke Madinah sekitar tahun 626 M.
👉 Abdullah bin Mas'ud, juga sudah menjejakkan kaki di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah sekitar tahun 626 M.
👉 Abdurrahman bin Mu'adz bin Jabal, beserta dua putranya; Mahmud dan Isma'il, terus berdakwah menyebarkan Islam hingga wafat, mereka dimakamkan di Barus, Tapanuli Tengah Sumatera Utara, sekitar tahun 625 M.
👉 Akasyah bin Muhsin Al-Usdi, menebar kemuliaan Islam di Palembang Sumatera Selatan, dan sebelum Rasulullah wafat, ia kembali ke Madinah sekitar tahun 623 M.
👉 Salman Al-Farisi, juga pernah hadir menyeru kepada kebaikan di Perlak, Aceh Timur, dan kembali ke Madinah sekitar tahun 626 M.
Seperti yang kita ketahui, di sekolah kita diajarkan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui pedagang Gujarat India. Padahal itu hanyalah teori para orientalis barat yang ingin memutarbalikkan fakta.
Para orientalis terkemuka Belanda seperti J. Pijnapel dan Snouck Hurgronje yang notebene sangat anti Islam, meramu berbagai cara untuk menutupi sejarah bahwa Indonesia adalah bagian penting kekhilafahan Utsman bin Affan.
Tujuan pengaburan fakta ini agar Indonesia tidak patut diperhitungkan dalam sejarah penyebaran Islam dan wilayah strategis dakwah Rasulullah SAW. Maka dari itu, mari lebih jernih belajar sejarah. Sungguh, Indonesia adalah salah satu negeri tujuan para sahabat Nabi untuk dikunjungi dan didakwahi, Indonesia tanah yang diberkahi.
Wallahua'lambisshawab ({})
#dari berbagai sumber
#bersambung