Nyalakan.com - Jika benar bahwa masturbasi dapat membuat seorang pria berjerawat, maka 95% pria di dunia ini akan berjerawat – bahkan hingga ke seluruh tubuh. Atau, jika mitos bahwa berjerawat dapat membuat telapak tangan berbulu benar, maka akan banyak sekali pria yang harus membutuhkan jasa pelayanan waxing untuk membersihkan telapak tangannya dari bulu.
Artinya, masturbasi atau onani adalah hal yang lumrah dilakukan oleh banyak pria – asumsi kami: pria dewasa. Hal ini kemudian menimbulkan banyak pendapat yang berbeda mengenai kebiasaan memuaskan diri sendiri ini.
Pro dan kontra mengenai masturbasi didasarkan atas berbagai pandangan, entah sisi religi, kesehatan, kesopanan, hingga aspek psikologis. Jika ada beberapa pendapat yang menyatakan setuju dengan kebiasaan ini, kami akan memberi beberapa pertimbangan bagi Anda untuk menghentikan kebiasaan ini – setidaknya mengurangi.
Tujuan saran kami berikut tak lain agar momentum bercinta Anda dengan pasangan tetap nikmat dan menggairahkan – tak tergantikan oleh kenikmatan sesaat yang Anda peroleh dengan cara 'memaksa' jagoan Anda.
1. Mengurangi kenikmatan bercinta.
Kami tempatkan hal ini di urutan paling atas agar mendapat perhatian lebih khusus. Pada dasarnya, masturbasi adalah bentuk kecil dari kenikmatan bercinta. Polanya adalah sama, yaitu dengan merangsang penis melalui gesekan hingga terangsang dan ejakulasi sehingga menimbulkan kenikmatan tersendiri. Bedanya, dalam bercinta dengan pasangan, Anda mendapatkan rangsangan tak hanya dari gesekan pada penis, tapi juga dari sentuhan di bagian tubuh yang lain. Kebiasaan masturbasi, apalagi jika dilakukan terlalu sering, akan membuat sensasi bercinta berkurang karena penis Anda sudah terlalu sering mendapatkan rangsangan.
2. Kesulitan mencapai puncak orgasme.
Masih berhubungan dengan poin 1, kebiasaan masturbasi yang terutama dilakukan sebelum bercinta akan berpotensi menyebabkan Anda kesulitan mendapatkan orgasme. Penis terdiri dari jutaan syaraf yang jika dirangsang akan mengirimkan rangsangan ke otak untuk membuatnya ereksi dan akhirnya ejakulasi. Keseringan merangsang penis akan membuat daya sensitivitas berkurang sehingga kemampuan ejakulasi berkurang, bahkan Anda justru tidak akan mendapatkan orgasme.
3. Tidak peka terhadap rangsangan luar.
Menurut Dr. Hernando Chaves, konsultan seks dan terapis keluarga berlisensi dari Amerika, kebiasan masturbasi berpotensi mencipkatan efek orgasme individual yang akan membuat tubuh kita terbiasa akan rangsangan dari sentuhan sendiri. Itu akan membuat tubuh kita menjadi tidak peka dengan rangsangan yang diberikan oleh pasangan kita. Akhirnya, Anda kesulitan untuk menikmati orgasme bersama pasangan.
4. Beda imajinasi dengan realisasi.
Pria adalah mahkluk visual yang imajinatif. Selain dari melihat, reaksi pria juga dapat diperoleh dari imajinasinya. Anda biasa menggunakan keduanya saat melakukan masturbasi. Sarana yang paling sering digunakan tentu saja adalah video atau gambar porno. Dengan melihat adegan ranjang di video porno, Anda pun membayangkan bahwa Anda adalah orang yang melakukan adegan itu – lengkap dengan desahan 'no' dan 'yes' yang khas. Masalahnya, dalam realitas, yang Anda temui bukanlah seorang Maria Ozawa atau Asia Carrera, melainkan pasangan Anda yang bisa jadi lebih seksi atau malah kurang menarik daripada sosok yang Anda imajinasikan. Hal itu akan memengaruhi keinginan Anda untuk bercinta dengannya.
5. Mengganggu konsentrasi.
Kebiasaan masturbasi dan kebiasaan menonton video porno layaknya dua mata uang yang tak terpisahkan. Efeknya keduanya pun sama, yaitu membuat pria menjadi mudah terangsang. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi Anda saat sedang melakukan hal lain. Jika hal ini terjadi terus menerus, tentu akan berpengaruh pada kinerja dan produktivitas Anda.