-->
Nyalakan.com

follow us

Korelasi Antara Curhat Di Media Sosial Dengan Kedewasaan

Curhat di Sosial Media, Banyak pendapat yang mengular dari masalah yang satu ini. Dan mungkin ini adalah bahasan yang kesekian kali Anda temukan, dan sebelumnya terima kasih Saya ucapkan buat Anda yang telah menyediakan waktunya untuk membaca artikel ini sampai habis. Semoga dapat menambah referensi Anda terhadap Curhat di Sosial Media.

Yops, Menurut Saya pribadi sebagai penyumbang Artikel di Smart Mini Blog ini sangatlah amat sederhana. Pertanyaannya sama seperti kita mengisi sebuah essay ujian akhir. Pertanyaan dasar yang muncul adalah sebagai berikut, :

1. Why, Mengapa?

Pertanyaannya adalah mengapa seseorang bisa mencurahkan isi hatinya ke Sosial media? Sederhana, Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kehidupan yang nyata di dunia nyata, lalu mengapa malah memilih Sosial media? Jawabannya mungkin karena dunia nyata orang tersebut sudah seperti atau mirip dunia maya atau mungkin lebih parah dunia astral. Orang tersebut merasa sudah tidak ada lagi yang peduli dengan problematika hidup yang dimilikinya di dunia nyata. Makanya orang yang bersangkutan hijrah ke dunia maya. Menurut hemat Saya, masih mendingan yang bersangkutan hijrah ke dunia maya, daripada dia hijrah ke Dunia lain ? Nah looo 😁

2. What? Apa?

Apa yang menjadi penyebab Dia memilih curhat di sosial media? Apakah karena masalahnya atau Dia sudah merasa tidak ada lagi yang mampu menampung apaa masalah yang Dia rasakan? Nah umumnya masalah yang di curhatkan di Sosial media ini adalah masalah pelik, seperti misalnya Masalah hati, dan masalah yang tidak biasa seperti kelainan rasa dan sebagainya.

Jadi apa solusinya? Menurut hemat Saya, jika seseorang curhat di sosial media janganlah di bully lagi. Di dunia nyata Dia sudah merasa tidak ada yang peduli, lalu mengapa di Sosial media Harus mendapatkan perlakuan yang sama juga? Cobalah sedikit memahami dan memberikan solusi, berhentilah menutup mata dan semua indera.  Berhentilah untuk egois dan memikirkan diri sendiri. Kita beranggapan yang curhat di Sosial Media tidak dewasa, padahal umurnya udah tua. Tidak semua berkorelasi lurus antara umur dan pola pikir. Menjadi dewasa bukanlah 123 dan kemudian dewasa. Menjadi dewasa adalah 123 dan tak terhingga. Tidak mudah dan tidak semua orang bisa dewasa ketika bermasalah. Nah....  Jika Anda merasa sudah dewasa, sudah saatnya Anda memahami dan membantu yang belum dewasa. Bukankah tugas yang lebih dewasa mengayomi yang lebih kecil dan belun dewasa? Apakah Anda sudah layak di sebut dewasa jika harus berteriak "hellow.... Curhat ko di fesbuk" di setiap wall Anda meluncur curhatan-curhatan keluh kesah? Itukah yang di sebut dewasa? Hanya anak sekolah dan orang yang dalam masa pendidikanlah yang selalu membully 😊. Camkan itu dan mulailah bersosialisasi dengan sehat, baik dunia nyata atau dunia maya.. 😊. Intropeksi diri, jika sudah merasa lebih, atau merasa lebih dewasa, tidak ada salahnya untuk berbagi sedikit kedewasaan dengan orang-orang yang belum dewasa. Bukankah berbagi itu indah? Setuju?

Share kalo setuju. 😅

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar